
ILUSTRASI.(Istimewa) |
Ani Suryani
Suatu malam dekat kaca jendela kulihat
kibaran
kusam, apek, penuh debu dan kudengar
nyai sedang mengunyah sirih.
Di bawah naungan sarung, datang pula
segelas kopi
dengan gula yang terpisah dari
derita. kuseduh kopiku
Dibawah sarung datuk, kopi sudah tumpah
dalam mimpi-mimpi nyai: mimpiku, kita.
Desah ekonomi mengobrol dalam kepalaku, melalui robekan
sarung. makin malam, makin robek.
Mari bertemu, dalam segelas kopi.
(2017)
*Penulis mengaku sebagai Perempuan biasa yang tangannya bau bawang, pegangannya pisau dapur, calon mantu Ibumu. Sekian
Komentar